Setiap bulan, warga Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, harus siap-siap menghadapi banjir rob. Bencana ini seakan telah menjadi “kawan akrab” bagi mereka, dengan tanggal 15 sebagai momen khusus di kalender Jawa, tepat saat bulan purnama. Nelayan berhenti melaut karena khawatir dimakan ombak yang tinggi.
Kisah Warga Segoro Tambak
Menjelang tanggal 15, para sesepuh desa akan mengumumkan bahwa banjir langganan akan segera datang. Warga seperti Saleh dan Santi Mulyana harus bersiap-siap melakukan persiapan, mengangkat barang-barang ke tempat yang lebih tinggi, menyedot air yang menggenang di rumah, dan membersihkan lumpur setelah banjir surut. Mereka menganggap momen banjir rob sebagai saat yang melelahkan, namun harus dihadapi dengan tekad kuat.
Banjir rob tidak hanya merugikan rumah-rumah warga, tetapi juga tambak milik mereka. Banyak ikan yang hilang dalam sekejap mata saat banjir melanda, membuat usaha tambak merugi. Meskipun warga telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi banjir rob, seperti peninggian jalan, pembuatan tanggul, dan perbaikan selokan, banjir tetap saja menerjang kampung mereka.
Faktor Penyebab Banjir Rob
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur, Wahyu Eka Setyawan, menjelaskan bahwa banjir rob disebabkan oleh naiknya permukaan air laut dan penurunan muka tanah secara regional. Kenaikan permukaan air laut di pesisir Sedati dan Surabaya Raya juga dipengaruhi oleh perubahan pola arus laut dan sedimentasi di Selat Madura.
Penurunan muka tanah di Sidoarjo terjadi akibat alih fungsi ruang yang masif, terutama untuk pembangunan perumahan komersial. Pembangunan ini telah mengubah pola tata ruang dan ekosistem di wilayah tersebut, meningkatkan risiko banjir rob dan merusak lingkungan.
Peran Hutan Mangrove
Penurunan dan kerusakan vegetasi mangrove di pesisir Sidoarjo juga turut memperparah dampak banjir rob. Hutan mangrove berfungsi sebagai penahan gelombang dan abrasi, sehingga tanpa keberadaannya, risiko banjir rob akan semakin tinggi. Namun, luasan hutan mangrove di Sidoarjo terus menyusut akibat alih fungsi lahan dan pemberian Hak Guna Bangunan (HGB) di perairan.
Upaya Penanggulangan Banjir Rob
Untuk mengatasi masalah banjir rob, perlu melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat Segoro Tambak. Pemerintah pusat dan daerah harus berkolaborasi dalam merancang kebijakan tata ruang yang berkelanjutan, mengontrol pembangunan, dan merehabilitasi ekosistem mangrove. Penanganan jangka panjang mencakup penghentian eksploitasi air tanah, rehabilitasi mangrove, pengaturan pembangunan, dan peningkatan kesadaran masyarakat.
Artikel ini mengulas tentang banjir rob yang rutin menghantui Desa Segoro Tambak, Sidoarjo, serta faktor penyebab dan upaya penanggulangannya. Diharapkan informasi ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan upaya mitigasi bencana di wilayah pesisir.