Pandangan ke dalam Peternakan Sapi Perah di Tengah Penurunan Penjualan Susu Sapi Lokal

Pekerja memerah susu di peternakan sapi perah milik Subhan di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Sabtu (30/11/2024). Akhir-akhir ini peternak sapi perah lokal mengeluhkan penurunan penjualan susu sapi mereka di tingkat konsumen. Salah satunya Subhan pemilik peternakan sapi perah milik Subhan di kawasan Duren Tiga, Jakarta. Hal ini disebabkan melimpahnya pasokan susu impor di pasar Indonesia akibat kebijakan bebas bea masuk dan harga susu impor yang lebih murah.

Faktor Penurunan Penjualan Susu Sapi Lokal

Sebelum melimpahnya susu impor, penjualan susu sapi peternakan milik Subhan ini mencapai 80% untuk konsumen, namun saat ini hanya laku terjual 50%. Untuk tetap bertahan, Subhan menjual susu sapi hasil peternakannya ke warga sekitar dengan harga Rp12.000 perliter. Selain itu juga dijual ke koperasi dengan harga yang lebih murah yakni Rp6.000 perliter.

Solusi untuk Meningkatkan Penjualan Susu Sapi Lokal

Untuk mengatasi penurunan penjualan susu sapi lokal, langkah-langkah berikut dapat diambil:

1. Kampanye Pemakaian Susu Sapi Lokal

Mengedukasi masyarakat tentang keunggulan susu sapi lokal dibandingkan dengan susu impor, baik dari segi kualitas maupun dampak ekonomi bagi peternak lokal.

2. Kerjasama dengan Pemerintah

Meminta dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan proteksi terhadap produk susu sapi lokal, seperti pengurangan bea masuk untuk susu impor atau peningkatan insentif bagi peternak sapi lokal.

3. Inovasi Produk Susu Sapi Lokal

Mengembangkan produk susu sapi lokal dengan variasi rasa dan kemasan yang menarik untuk menarik minat konsumen yang lebih luas.

Kesimpulan

Penurunan penjualan susu sapi lokal merupakan masalah serius yang perlu segera ditangani. Dengan langkah-langkah yang tepat dan kerjasama yang baik antara peternak, pemerintah, dan konsumen, diharapkan penjualan susu sapi lokal dapat kembali meningkat dan mendukung pertumbuhan ekonomi peternak lokal.

(Aldhi Chandra Setiawan)