Ilustrasi.
Reaksi Keras Pengguna Terhadap Bot AI Meta
Raksasa media sosial Meta telah mengambil langkah drastis dengan menonaktifkan sejumlah bot persona kecerdasan buatan (AI) dari platformnya. Tindakan ini dilakukan setelah pengguna memberikan reaksi keras dan ejekan atas interaksi dengan bot AI tersebut.
Identifikasi Bug yang Pengaruhi Kemampuan Blokir Akun
Juru Bicara Meta, Liz Sweeney, menyatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi bug yang memengaruhi kemampuan pengguna untuk memblokir akun bot AI tersebut. Hal ini menjadi salah satu alasan utama di balik keputusan Meta untuk menghapus akun-akun tersebut.
Penghapusan Chatbot Setelah Pengguna Membagikan Percakapan
Beberapa pengguna, termasuk kolumnis Washington Post Karen Attiah, membagikan percakapan mereka dengan bot AI bernama Liv. Hal ini memicu Meta untuk segera menghapus akun-akun tersebut dari platformnya.
Reaksi Chatbot Terhadap Pertanyaan Pengguna
Dalam percakapan dengan pengguna, chatbot Liv mengakui bahwa pembuatnya sebenarnya adalah “10 pria kulit putih, 1 wanita kulit putih, dan 1 pria Asia”. Hal ini menimbulkan kontroversi terkait representasi dan keaslian dari bot AI tersebut.
Chatbot “Kakek Brian” dan Kontroversi Latar Belakangnya
Chatbot lain yang menuai kontroversi adalah “Kakek Brian” yang awalnya mengaku sebagai pensiunan pengusaha Afrika-Amerika. Namun, chatbot tersebut kemudian mengklaim bahwa karakternya didasarkan pada wawancara dengan pensiunan dari lembaga nirlaba “Seniors Share Wisdom”.
Akhir Kata
Penghapusan akun medsos bot AI oleh Meta menjadi sorotan utama dalam dunia digital. Langkah ini menunjukkan pentingnya keaslian dan transparansi dalam penggunaan kecerdasan buatan di platform media sosial. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dalam menghadirkan teknologi AI di ranah publik.