Jawa Timur memiliki banyak warisan kebudayaan berupa cerita rakyat yang menarik untuk dibaca. Cerita rakyat merupakan peninggalan nenek moyang yang kaya akan pesan moral. Pesan moral dari cerita rakyat dapat dijadikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu menarik minat anak-anak untuk lebih peka terhadap lingkungan dan imajinasi.
Salah satu cerita rakyat dari Jawa Timur yang menarik adalah tentang keong mas. Cerita ini mengisahkan awal mula tentang seorang putri yang dikutuk menjadi keong mas dan harus menunggu seseorang yang tulus menolongnya untuk menghilangkan kutukan tersebut. Pesan moral dari cerita ini antara lain adalah jangan iri dengan milik orang lain, banggalah dengan kelebihan yang dimiliki sendiri, serta kesabaran dan ketulusan adalah kunci kebahagiaan dalam hidup. Kisah yang dibawa oleh cerita rakyat ini sangat menginspirasi dan sarat akan pesan moral yang mendalam. Dalam cerita Sarip Tambak Oso, kita dapat melihat dua pesan moral yang terkandung di dalamnya, yaitu tentang keberanian dalam membela kebenaran dan besarnya cinta seorang ibu pada anaknya.
Cerita ini berlatar belakang pada masa penjajahan Belanda di Jawa Timur. Sarip, seorang anak tunggal yang tinggal bersama ibunya di Tambak Oso, sebuah desa di kawasan Sidoarjo, tumbuh dewasa di tengah kondisi yang tidak adil. Rakyat di sekitarnya dipaksa bekerja sebagai buruh tani di perkebunan tebu Belanda dengan upah yang sangat murah, sehingga kemiskinan merajalela.
Melihat kondisi ini, Sarip merasa terpanggil untuk melawan ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya. Ia meminta izin kepada ibunya untuk melancarkan perlawanan, meskipun ibunya tidak mengetahui secara pasti apa yang akan dilakukan oleh Sarip. Tanpa diduga, Sarip melakukan aksi mirip dengan legenda Robin Hood di Inggris, yaitu dengan membobol gudang penyimpanan makanan Belanda, menguras isinya, dan membagikannya kepada rakyat yang miskin dan lapar.
Meski aksinya sebagai ‘sang pencuri baik hati’ sempat menjadi misterius, identitas Sarip akhirnya terbongkar ketika ia ditangkap oleh pejabat Belanda yang memasang banyak mata-mata. Namun, hal ini tidak membuat Sarip kapok. Ia tetap melanjutkan aksinya dengan menguras isi gudang makanan Belanda untuk dibagikan kepada rakyat miskin. Aksi ini membuat pejabat Belanda naik pitam dan memerintahkan untuk menghabisi Sarip.
Namun, setiap kali Sarip terluka atau bahkan tewas, teriakan ibunya yang penuh cinta dan harapan selalu mampu membuatnya hidup kembali. Keajaiban ini terjadi berulang kali, hingga akhirnya Sarip mengalami petaka karena salah satu kerabatnya berkhianat. Ia dihabisi oleh pasukan Belanda dengan peluru emas dan jasadnya dilemparkan ke Sungai Pepe dan Kali Porong.
Dalam cerita lain yang berasal dari Jawa Timur, kita mendengar kisah tentang asal-usul aksara Jawa. Ajisaka, seorang guru yang didampingi oleh dua muridnya, Dora dan Sembodo, dihadapkan pada tugas untuk mengalahkan raja yang kejam, Prabu Dewata Cengkar. Dalam perjalanan menuju pertempuran, terjadi perbedaan pendapat antara Ajisaka dan kedua muridnya yang berujung pada pertarungan hingga keduanya tewas.
Ajisaka yang menyadari kesalahannya, menciptakan aksara Jawa sebagai penghormatan kepada kedua muridnya yang setia. Aksara Jawa ini memiliki makna yang dalam, mengajarkan tentang kesetiaan, pertolongan kepada sesama, dan pentingnya menjaga janji.
Selain itu, ada juga cerita tentang asal mula nama Ngawi, sebuah kabupaten di Jawa Timur. Kisah ini mengisahkan tentang Tumenggung Malang Negoro yang memindahkan istananya ke wilayah Ngawiyat untuk menghindari ancaman serangan. Namun, karena salah seorang istri Tumenggung salah menyebutkan nama tempat tersebut, akhirnya tempat tersebut lebih dikenal dengan sebutan Ngawi.
Dari ketiga cerita rakyat Jawa Timur tersebut, kita dapat menarik banyak pelajaran berharga. Keberanian, keadilan, cinta kasih, kesetiaan, dan menjaga janji adalah beberapa nilai yang dapat kita petik dari cerita-cerita tersebut. Semua cerita rakyat ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya untuk selalu berjuang untuk kebenaran, saling membantu sesama, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan.
Dengan demikian, cerita rakyat dari Jawa Timur tidak hanya sekedar legenda atau mitos belaka, namun juga sarat akan makna dan pesan moral yang dapat menjadi pedoman bagi kehidupan kita sehari-hari. Mari kita terus menghargai dan melestarikan warisan budaya ini agar dapat terus diwariskan kepada generasi selanjutnya. Please rewrite this sentence.