Logo DeepSeek. (Foto: DeepSeek)
BEIJING – Perusahaan rintisan (startup) asal China DeepSeek pada Senin, (27/1/2025) mengalami serangan siber yang membuat mereka harus membatasi pendaftaran pengguna. Serangan ini terjadi setelah asisten kecerdasan buatan (AI) milik perusahaan tersebut tiba-tiba populer di seluruh dunia.
Popularitas yang Meningkat Pesat
DeepSeek meluncurkan asisten AI gratis yang diklaim menggunakan lebih sedikit data dan biaya lebih murah daripada model perusahaan lainnya. Asisten AI ini, berbasis model DeepSeek-V3, disebut sebagai pemimpin dalam AI open source dan berhasil bersaing dengan model tertutup paling canggih di dunia.
Setelah dirilis pada 10 Januari, aplikasi kecerdasan buatan ini langsung meroket di AS, menduduki peringkat teratas di App Store milik Apple. Namun, kesuksesan ini juga membawa masalah bagi DeepSeek, dengan serangan siber yang membuat situs web perusahaan mengalami gangguan.
Penyelesaian Masalah dan Pengalaman Pengguna
Meskipun mengalami gangguan, DeepSeek berkomitmen untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pengguna yang mengalami kesulitan untuk mengakses situs web atau antarmuka aplikasi diharapkan dapat segera kembali menggunakan layanan perusahaan ini setelah perbaikan dilakukan.
Saat ini, DeepSeek terus berusaha meningkatkan keamanan sistem mereka agar serangan serupa tidak terjadi lagi di masa depan. Dengan popularitas yang terus meningkat, perusahaan ini harus mampu menjaga reputasi dan kepercayaan pengguna mereka.
Perkembangan Teknologi AI di Tengah Persaingan Global
Kehadiran DeepSeek sebagai perusahaan rintisan China yang mampu bersaing di pasar global menunjukkan perkembangan teknologi AI yang pesat. Dengan inovasi yang disajikan, DeepSeek dapat menjadi salah satu pemain utama di dunia kecerdasan buatan.
Melalui kejadian ini, kita dapat belajar bahwa popularitas yang tiba-tiba juga membawa risiko yang harus dihadapi. Penting bagi perusahaan teknologi seperti DeepSeek untuk selalu siap menghadapi tantangan dan menjaga keamanan data pengguna mereka.
