
Menkeu Sri Mulyani soal Efisiensi Anggaran di 2026 (Foto: Okezone)
JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan rekonstruksi atas efisiensi anggaran kementerian dan lembaga (K/L) di 2025 dijadikan baseline atau acuan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
1. Efisiensi Anggaran Sebuah Budaya Baru
Menurutnya, efisiensi anggaran bisa menciptakan sebuah budaya baru di level birokrasi.
“Kami menyetujui bahwa dari efisiensi di kementerian dan lembaga di 2025 akan dijadikan sebagai baseline,” ujar Sri Mulyani saat rapat kerja (raker) bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (13/2/2025).
“Kalau ini menciptakan sebuah budaya baru untuk efisiensi dari birokrasi di seluruh K/L, sehingga tentunya nanti hasil dari 2025 akan digunakan untuk penyusunan (RAPBN) 2026,” lanjutnya.
2. Pemangkasan Anggaran Mengacu pada Instruksi Presiden
Adapun, pemangkasan anggaran K/L tahun ini mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD.
Melalui beleid tersebut, lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia, K/L harus melaksanakan memperbaiki anggaran yang ada.
3. Dampak Positif Efisiensi Anggaran
Efisiensi anggaran yang dilakukan oleh K/L pada tahun 2025 akan memiliki dampak positif yang signifikan. Dengan adanya budaya baru efisiensi di birokrasi, pengelolaan anggaran akan menjadi lebih transparan dan efektif.
4. Langkah Implementasi Efisiensi Anggaran
Untuk mengimplementasikan efisiensi anggaran dengan baik, Sri Mulyani menekankan pentingnya sinergi antara semua pihak terkait. Hal ini termasuk koordinasi yang baik antara K/L, Badan Anggaran DPR, dan pihak terkait lainnya.
5. Peran Masyarakat dalam Mengawasi Efisiensi Anggaran
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengawasi efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Dengan adanya partisipasi aktif dari masyarakat, penggunaan anggaran publik dapat lebih akuntabel dan efisien.
6. Tantangan dalam Efisiensi Anggaran
Meskipun efisiensi anggaran memiliki banyak manfaat, namun terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah resistensi dari pihak-pihak yang terbiasa dengan pola pengelolaan anggaran lama.
7. Inovasi dalam Pengelolaan Anggaran
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan inovasi dalam pengelolaan anggaran. Pemanfaatan teknologi dan sistem informasi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan anggaran publik.
8. Harapan Sri Mulyani untuk Efisiensi Anggaran di Masa Depan
Sri Mulyani berharap bahwa efisiensi anggaran yang dilakukan pada tahun 2025 akan menjadi landasan yang kuat untuk penyusunan RAPBN 2026. Dengan adanya komitmen dan kolaborasi yang baik, diharapkan pengelolaan anggaran negara dapat semakin baik di masa mendatang.