Dampak Perubahan Usia Pensiun Pekerja Jadi 59 Tahun terhadap Ekonomi Negara (Foto: Okezone)
Usia Pensiun Pekerja
1. Peningkatan produktivitas tenaga kerja
Pekerja yang lebih senior umumnya mempunyai pemahaman dan etos kerja yang cukup bagus, dengan hal ini tentu pekerja yang masih produkif bisa memiliki kesempatan yang lebih lama dan pastinya akan menjadi aset penting bagi perusahaan sebab kualitas dan pengalaman kerjanya yang sudah sangat matang.
2. Peningkatan dana pensiun
Dengan usia pensiun pekerja yang lebih tinggi, tentu menjadi harapan bahwa para pekerja nantinya mempunyai jangka waktu yang lebih lama untuk menabung dan mengumpulkan dana pensiunnya. Ini juga bertujuan agar masyarakat mempunyai jaminan sosial yang bisa dirasakan supaya merasakan hidup yang layak ketika di masa tua.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), total penduduk yang bekerja pada Agustus 2024 mencapai 144,64 juta orang. Namun, jumlah peserta Jaminan Pensiun (JP) per akhir November 2024 hanya mencapai 14,8 juta pekerja, lebih rendah dari kepesertaan Jaminan Hari Tua (JHT) yang mencapai 18,32 juta pekerja.
Isu dan Kontroversi
Keputusan pemerintah untuk mengubah usia pensiun menjadi 59 tahun menciptakan beragam tanggapan di masyarakat. Banyak yang merasa bahwa usia tersebut bukanlah momen yang tepat untuk tetap bekerja, terutama di sektor-sektor yang membutuhkan tenaga fisik. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai apakah kebijakan ini akan menjadi harapan baru atau tanggungan di masa tua bagi para pekerja.
Rekomendasi dan Kesimpulan
Dalam menghadapi perubahan usia pensiun pekerja menjadi 59 tahun, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa kebijakan ini memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh masyarakat. Perlu adanya langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menabung untuk pensiun dan memastikan bahwa program jaminan sosial mencukupi kebutuhan para pekerja di masa tua.
