Sejak beberapa hari terakhir, Jakarta dan sekitarnya dilanda hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan genangan dan banjir di berbagai wilayah. Direktur Meterologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa fenomena cuaca ekstrem ini disebabkan oleh faktor-faktor global, regional, dan lokal yang kompleks.
Faktor-Faktor Penyebab Hujan Intensitas Tinggi di Jakarta
Menurut Andri, salah satu faktor utama yang menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi di Jakarta dan sekitarnya adalah aktivitas gelombang Rossby Equatorial yang membentuk awan konvektif di wilayah Indonesia. Selain itu, terdapat sejumlah faktor lain yang turut memengaruhi cuaca buruk di daerah tersebut.
Fenomena Global dan Regional
Beberapa faktor global dan regional yang berkontribusi terhadap hujan intensitas tinggi di Jakarta antara lain:
- Aktivitas Gelombang Rossby Equatorial yang meningkatkan pembentukan awan konvektif di Indonesia.
- Nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang negatif, menunjukkan adanya daerah dengan aktivitas konveksi kuat.
- Monsun Asia yang membawa massa udara lembab dari belahan bumi utara, memperkuat potensi hujan lebat.
- Seruakan dingin (Cold Surge) dari Siberia yang memperkuat Monsun Asia dan meningkatkan kelembaban udara di Indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek.
- Cross-Equatorial Northerly Surge (CENS) yang mendukung transportasi uap air dari Samudra Pasifik barat menuju Indonesia.
Faktor Lokal
Di sisi lain, faktor-faktor lokal yang memengaruhi terjadinya hujan intensitas tinggi di Jakarta meliputi:
- Kelembapan udara yang tinggi (80–90%) di lapisan atmosfer 925–500 mb yang mendukung pertumbuhan awan hujan.
- Indeks liabilitas atmosfer yang tinggi, menunjukkan kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan konvektif secara intensif.
- Efek konvergensi angin di sekitar Jakarta yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
Dampak Cuaca Ekstrem di Jakarta
Kombinasi dari faktor-faktor tersebut membuat kondisi cuaca di Jakarta menjadi ekstrem, terutama ditunjukkan dengan terjadinya hujan berintensitas tinggi. Hal ini menyebabkan risiko genangan dan banjir di berbagai wilayah.
Menurut Andri, cuaca ekstrem ini diprediksi akan terus terjadi di Jakarta dan sekitarnya setidaknya hingga Jumat (31/1/2025), terutama pada sore hingga malam hari. Namun, ia menyatakan bahwa cuaca ekstrem akan berangsur-angsur berkurang setelah tanggal 1 Februari 2025.
Kesimpulan
Dengan adanya faktor-faktor global, regional, dan lokal yang kompleks, cuaca ekstrem di Jakarta menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi dengan kewaspadaan. Penting bagi masyarakat dan pihak terkait untuk selalu memperhatikan perkembangan cuaca dan melakukan langkah-langkah mitigasi bencana secara proaktif.
Sumber:
lembaranbaru.my.id – Sosial budaya
Reporter: Naufal Majid
Penulis: Naufal Majid
Editor: Andrian Pratama Taher