Berita  

Adita Irawati Membuat Penjelasan Tentang Pernyataannya Mengenai Bahasa Rakyat Biasa

Adita Irawati Menjelaskan Kontroversi Terkait Pernyataannya

Pada hari Kamis, Adita Irawati, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, memberikan klarifikasi terkait ucapannya yang menyebut diksi “rakyat jelata” dalam mengomentari kasus Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana Habiburrahman.

Penjelasan Adita Irawati Mengenai Diksi “Rakyat Jelata”

Dalam klarifikasinya yang disiarkan melalui Instagram @pco.ri, Adita menjelaskan bahwa penggunaan diksi “rakyat jelata” untuk menggambarkan sosok pedagang es teh yang dihina oleh Miftah adalah sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI, frasa tersebut memiliki arti “rakyat biasa”.

Adita menjelaskan, “Saya menggunakan diksi tersebut sesuai dengan arti dan makna yang tercantum di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang artinya adalah rakyat biasa, yaitu kita semuanya rakyat Indonesia.”

Perubahan Makna Diksi “Rakyat Jelata”

Adita juga menyampaikan bahwa makna dari diksi “rakyat jelata” telah mengalami pergeseran di era saat ini, yang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman di masyarakat. Dia menegaskan bahwa tidak ada niat untuk merendahkan atau melemahkan pihak manapun dengan penggunaan diksi tersebut.

Minta Maaf atas Kontroversi

Adita kemudian meminta maaf atas kontroversi yang timbul akibat penggunaan diksi tersebut. Dia mengakui bahwa penggunaan diksi “rakyat jelata” tidaklah tepat untuk disampaikan di depan masyarakat.

Adita menyatakan, “Pada kesempatan ini, saya ingin menjelaskan terkait pernyataan saya yang sedang ramai menjadi perbincangan publik. Saya memahami diksi yang saya gunakan dianggap kurang tepat untuk itu. Secara pribadi, saya memohon maaf atas kejadian ini yang menyebabkan kontroversi di tengah masyarakat.”

Penegasan Komitmen dalam Melaksanakan Tugas

Adita menegaskan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, dia selalu memperhatikan aturan dan kode etik, termasuk dalam pemilihan diksi saat berkata-kata. Dia berkomitmen untuk terus introspeksi diri dan lebih berhati-hati dalam menggunakan bahasa dan diksi saat mengkomunikasikan kebijakan strategis dan program prioritas pemerintah.

Akhir Kata

Dengan klarifikasi yang disampaikan oleh Adita Irawati, diharapkan dapat mengakhiri kontroversi terkait penggunaan diksi “rakyat jelata” dalam keterangan yang dibuat. Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak dalam menggunakan bahasa dengan bijak dan menghormati makna yang terkandung di dalamnya.

Sumber : lembaranbaru.my.id

lembaranbaru.my.id – Sosial budaya
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fadrik Aziz Firdausi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *