Gen Z seringkali dipandang sebagai generasi yang paling sadar secara emosional. (Foto: Okezone.com/Freepik)
1. Kesadaran Emosional Tinggi
Generasi Z, atau yang sering disebut Gen Z, dikenal memiliki tingkat kesadaran emosional yang tinggi. Mereka mampu terhubung dengan rekan kerja secara emosional dan saling mendukung dalam menjaga kesehatan mental. Namun, kelemahan Gen Z terletak pada kesulitan mereka memisahkan emosi pribadi dengan dinamika kerja.
Survei pada tahun 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 80% karyawan Gen Z mengalami kelelahan di tempat kerja. Hal ini juga menyebabkan 18% manajer di Amerika Serikat berpikir untuk berhenti karena stres dalam mengelola karyawan Gen Z.
2. Gaya Komunikasi
Gen Z cenderung lebih suka berkomunikasi secara ringkas, langsung, dan informal melalui platform pesan teks. Gaya komunikasi ini bisa berbeda dengan generasi sebelumnya seperti milenial yang lebih mengutamakan formalitas dalam komunikasi kerja.
Tantangan ini semakin terlihat di lingkungan kerja saat ini yang sering menggunakan komunikasi daring. Meskipun demikian, Gen Z tidak menolak komunikasi tatap muka namun lebih memilih metode berbasis pesan teks.
3. Kurangnya Feedback
Gen Z sangat membutuhkan feedback sebagai bentuk validasi diri. Survei tahun 2018 menunjukkan bahwa lebih dari 65% karyawan Gen Z menginginkan umpan balik yang sering, setidaknya seminggu sekali. Tanpa adanya feedback, mereka mungkin merasa tidak terlihat dan terjebak dalam pekerjaan.
Selain itu, meskipun memiliki hard skill yang baik, Gen Z seringkali kurang pengalaman dan pemahaman mengenai soft skill seperti kemampuan berorganisasi dan bersosialisasi. Manajer disarankan untuk membimbing mereka dengan sabar, terutama saat terjadi kesalahan.